Ditulis
oleh Erich von Daniken, dalam bukunya:
In Search of Ancient Gods
In Search of Ancient Gods
Sebuah
cerita kuno bangsa Maya mengatakan bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada
dalam peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “
waktu 10.000 tahun yang lalu “ itu dalam tulisan mereka, namun saya akan tetap
menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorangpun
yang dapat menjelaskan, dari mana asal bangsa Maya itu dan kemudian kemana
perginya mereka itu.
Sebab telah
dibuktikan, bahwa kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau
bencana bencana alam. Kota-kota itu dengan demikian telah ditinggalkan oleh
para penduduknya. Bangsa Maya telah lenyap tanpa bekas. Mengapakah mereka telah
meninggalkan kota-kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk
bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?
Telah diakui
bahwa apa yang disebut zaman “sebelum zaman kuno” berada diantara 1000-2000
tahun sebelum Masehi, akan tetapi dalam hal ini diakui oleh para sarjana,
mereka sebenarnya tidak mengetahui apa-pun mengenai “zaman purbakala “ yang
sebenarnya, yang mendahului “zaman sebelum zaman kuno”. Adalah sangat besar
kemungkinannya, bahwa semua “kejadian nyata” dalam sejarah yang hingga kini
belum dapat diketemukan, ada dalam buku buku yang telah dibakar oleh uskup Landa.
Hanya ada
tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang tidak ikut terbakar;
lembarannya dibuat dari kulit pohon dan dilipat-lipat seperti harmonica.
Buku-buku itu disebut menurut nama tempat, di mana masing masing disimpan :
Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan ), Paris Codex dan
Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.
Tulisan-tulisannya
yang sudah berwarna kuning karena tuanya, masih belum sungguh-sungguh dapat
dimengerti. Yang telah dapatdipecahkan adalah “system menurut nomer” mereka
yang sangat baik, akan tetapi sederhana. Mereka menghitung dengan
goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1,
tiga titik dengan 3, dst nya.
Angka 5
digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan
ditambah dua titik diatasnya. Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan
nol. Mereka menggunakan system “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin
menulis bilangan 23 , maka mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan
satu goresan di tempat “duapuluh”. Mudahlah untuk membedakan
“goresan dua puluh” dari “goresan limaan”.
“goresan dua puluh” dari “goresan limaan”.
Goresan dua
puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi dari pada tempat goresan limaan.
Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi . Tanggal permulaan
urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi.
Para ahli
dari Amerika selatan menyatakan, bahwa tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak
ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, akan tetapi
hanya mempunyai nilai asli “simbolis” seperti ucapan bangsa Yahudi “sejak
diciptakannya dunia”.
Bagaimanakah
mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui
dari mana asal datangnya orang Maya itu dan kemana mereka lenyap pergi. Sangat
banyaklah sudah tulisan tulisan mengenai kalender bangsa Maya itu. Suatu
kenyataan adalah, bahwa kalender itu menggunakan system putaran-putaran tahun
yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun.
Bangunan-bangunan
didirikan menurut kalendernya : Untuk tiap hari selama sebulan sebuah anak
tangga, untuk tiap bulannya sebuah “mimbar dan akhirnya, pada hari yang ke 365,
berdirilah sudah tempat berhala itu.
Kelihatannya
seakan-akan orang -orang bangsa Maya dari kerajaan kuno itu membuat bangunan-bangunan
keagamaan mereka bukannya karena terdorong oleh kebutuhan kepercayaan,
melainkan karena kalender memaksakan mereka suatu kewajiban yang harus mereka
penuhi.
Observatorium
para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa
yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para
ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan sampai pada empat desimal
dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada sampai pada
tiga desimal.
Menurut
ceritera kuno, maka para dewa permulaan dari bangsa Maya berasal dari
bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke
bintang bintang. Dalam “ Popol Vuh ”, sebuah ceritera kuno bangsa Maya,
dikemukakan bahwa 4000 pemuda dari cakrawala kembali ke “ bintang tujuh “,
setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia.
Dewa
Kukulkan rupa-rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama
Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular yang berbulu dan datang dari
langit. Kalau orang-orang bangsa Maya, dalam hidupnya setiap hari melihat
ular-ular merayap di tanah, maka sulitlah untuk dimengerti, mengapa ular-ular
dalam gambaran dan relief mereka dapat “terbang “.
Tulisan-tulisan
bangsa Maya yang masih ada, meliputi 208 halaman yang dilipat menurut cara
harmonica. Melihat banyak dan banyak macamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk,
lambang-lambang dan bentuk kombinasi, maka tidaklah mengherankan bahwa sampai
sekarang hanya sedikitlah yang dapat dipecahkan artinya.
Lukisan-lukisan
pada serat pohon yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan
lukisannya, disimpan antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74
halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan dan juga berisi
daftar-daftar mengenai perjalanan dan gerak bulan dan planet Mars.
Pada
lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk
seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan
dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “ manusia “ nya mengenakan kedok dan
perlengkapan kepala yang rumit, dan seringkali kelihatannya mengenakan semacam
pakaian selam.
Apakah
mereka itu pendeta-pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan
percobaan-percobaan ataukah binatang binatang? Makhluk-makhluk yang tidak dapat
ditentukan makhluk, apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang
aneh-aneh.
“Paris
Codex“ dibeli oleh “Bibliotheque Nationable” (Perpustakaan Nasional) di tahun
1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden
Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak. Dalam abad terakhir
ini, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu adalah
demikian jeleknya sehingga kini hanya tinggal dua halaman saja yang dapat
dipertunjukkan dalam sebuah kotak dari kaca.
Untungnya
bagi kita adalah, bahwa dari “Paris Codex“ terutama berisi ramalan-ramalan
menurut kalender. “Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid dan
terdiri dari 112 halaman bergambar, dimana dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam
sikap upacara keagamaan yang besar.
Gambar-gambar
dan bagian-bagiannya, sampai yang kecil-kecil adalah sangat menarik. Kita dapat
melihat segala macam benda dalam gambar-gambar itu.
Dewa-dewa berasap pada kulit bumi, dewa-dewa sebelum makan pembuluh darah,
hukuman dengan tusukan pada lidah, seorang dewi dengan kepala ular pada roda
pemintal.
Saya telah
mengkopi bagian-bagian dari buku-buku itu, yang sebenarnya hanya diketahui oleh
para ahli-ahli saja, sehingga setiap orang yang berpengetahuan dan mempunyai
perhatian terhadap dan mempunyai perhatian terhadap persoalan ini, dapat
menilai sendiri apa yang benar-benar digambar. Saya mempunyai dugaan, bahwa
orang awam akan merumuskan gagasan-gagasannya secara lebih bebas daripada
seorang ahli bangsa Maya.
Selama
penyelidikan-penyelidikannya di lapangan dari tahun 1949 sampai 1952, seorang
ahli purbakala bangsa Mexico bernama Alberto Ruz Lhuiller menemukan sebuah
kamar penyimpanan jenazah di “Kuil naskah tulisan tangan“ di Palenque.
Dari kamar
depan kuil yang berada di mimbar tertinggi sebuah piramida bertangga, terdapat
sebuah bordes yang miring agak curam dan licin karena kelembaban udara, yang
menjurus ke bawah sampai hampir 75 kaki dan berakhir sampai 6 kaki dibawah
tanah.
Tangganya
disembunyikan demikian rupa, sehingga dapat kita tarik kesimpulan, bahwa tangga
itu tadinya pasti dirahasiakan. Ukuran dan letak kamar itu cocok dengan
“pengertian tentang ilmu gaib “ (Marcel Brion). Para ahli purbakala beserta
pembantu-pembantunya membutuhkan waktu tiga tahun untuk membersihkan tangga
itu, dari puncak sampai ke dasarnya.
Lantai
ruangan itu terbuatdari satu batu utuh yang berukuran panjang 14 kaki dan lebar
7 kaki, dengan gambar relief yang luar biasa. Saya belum pernah melihat sebuah
relief lainnnya, yang demikian indah dan cermat pembuatannya.
Ukiran-ukiran
bangsa Maya terdapat di sekitar sudut-sudut permukaan yang datar itu, akan
tetapi hanya sangat sedikitlah dari ukiran-ukiran itu yang dapat dipecahkan
artinya. Batu datarnya dihias dengan ukiran-ukiran tulisan seperti yang
terdapat di Dresden Paris dan Madrid Codex.
Dalam
gambar-gambar itu kita lihat sebuah kedok dewa bumi, dengan hiasan-hiasan bulu
di dadanya, tali-tali dan pipa-pipa dari dari batu berwarna dan tidak
ketinggalan pula seekor burung yang dianggap suci (burung Kwitzel dari Amerika
tengah).
Paul Rivet,
salah seorang dari kelompok ahli-ahli purbakala yang telah menemukan kamar
jenazah dalam kuil di Palenque itu, berkata, bahwa orang Indiannya digambarkan
sedang duduk di altar pengorbanan dan bahwa dibelakang tempat duduknya terukir
rambut jenggot Dewa Cuaca, motifmotif yang selalu timbul kembali dikota-kota
Maya.
Di bawah
batu utuh yang dihias secara indah itu, terdapat sebuah kerangka dalam sebuah
peti mati yang dicat merah. Sebuah kedok emas menutupi muka kerangka; beberapa
butir batu pertama terdapat di sebelah kerangka, seakan-akan merupakan
benda-benda upacara keagamaan dan benda benda yang dikorbankan.
Sejak saya
melihat batu kuburan di Palengue itu, maka saya menafsirkan dan merumuskannya
dalam istilah-istilah tekhnik. Tidaklah menjadi persoalan, apakah kita
menggunakan sudut pandangan ini ataukah itu , tetapi saya ada perasaan, bahwa
ada petualang-petualang ruang angkasa tersangkut dalam soal ini.
Potret-potret
terbaik yang pernah saya lihat mengenai batu kuburan, yang berada di belakang
pintu besi yang terkunci itu, adalah hasil pemotretan dari para pemotret film “
Kereta-kereta perang para Dewa kah? “Setelah delapan kali mengajukan
permohonan, maka Pemerintah mengizinkan kami untuk kerja selama setengah jam
dengan menggunakan kamera dan lampu – lampu sorot.
Potret
potret ini akan memberikan gambaran yang lebih baik kepada para pembaca
mengenai persoalan yang saya bicarakan dari pada gambar-gambar dalam buku saya
yang pertama. Akhirnya kesemuanya itu menujukkan, bahwa batu kuburan itu
merupakan sebuah kerangka yang di tengah tengahnya terdapat makhuk, yang duduk
agak membongkok ke depan (seperti seorang Astronaut di dalam module
komandonya).
Makhluk
asing itu mengenakan sebuah topi helm, dari bagian belakang topi helm itu
mencuat keluar dua batang pipa. Di depan hidungnya terdapat aparat oxygen.
Makhluk itu sedang mengerjakan alat semacam tombol pengamatan dengan kedua
tangannya. Jari-jari yang sebelah atas disusun, seakan-akan makhluk sedang menyetel
sebuah tombol yang ada di depannya.
Kita melihat
dari arah belakang, empat jari dari tangannya yang sebelah bawah jari
kelingkingnya bengkok. Apakah makhluk itu tidak kelihatan seperti sedang
mengerjakan alat pengontrol seperti yang terdapat pada stir sepeda motor? Tumit
kaki kirinya berada di atas pedal bertangga.
Yang melihat
relief di Palengue itu akan heran melihat kenyataan, bahwa “orang Indian yang
berada di atas altar pengorbanan “ itu mengenakan pakaian yang sangat modern.
Tepat di bawah dagunya terdapat semacam leher gulung sebuah kemeja wol.
Bajunya yang
sempit mempunyai lengan baju, yang ujungnya pada pergelangan tangan dilipat ke
atas. Dia menggunakan ikat pinggang pada pergelangan tangan, dilipat ke atas.
Dia menggunakan ikat pinggang lebar, dan mengenakan celana panjang, yang bagian
atasnya lebar dan bercorak seperti mata jala, sedangkan bagian bawahnya, mulai
dari sedikit di atas lutut sampai terus di pergelangan kaki adalah sempit.
Di
pergelangan kakinya terlihat bagian pakaian seperti kaos kaki pakaian lengkap
bagi seorang astronaut !, peralatan di dalamnya di mana si petualang ruang
angkasa itu duduk meringkuk dengan kaku, menunjukkan ciri-ciri teknis sebagai
peralatan untuk perjalanan ruang angkasa.
0 comments:
Post a Comment