Monday, 4 January 2010

LOGIKA VS PERASAAN

Posting ini saya tulis setelah sadar bahwa saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk coding daripada yang lainnya, termasuk urusan ce. Eits.. jangan salah ngartiin, bukan berarti saya ****

Selain alasan yang ini, tadi malem ada temen yang update status kayak gini :
Originally Posted by D.S. “Knapa cow kLo coding, logikany lbih dapet dibanding cwe,,ap krna cwo kL mkir pke logika sdgkn cwe pake peRasaan,,coba coding t g butuh logik,tp cm btuhny prasaan,,anak informatika isiny cwe smua kli..”

Nah, saya penasaran tentang logika dan perasaan antara kaum ce vs co..

“Menurut statistik, kaum wanita menggunakan logikanya hanya 25% dan menggunakan perasaannya 75%, sedangkan kaum pria sebaliknya”

“apa buktinya?”

“Seorang ibu akan menangis dulu jika melihat anaknya jatuh dan kepalanya bocor, setelah menangis, baru logikanya jalan, yaitu buru-buru membawanya ke dokter. Tapi seorang pria tidak begitu. Begitu melihat anaknya jatuh dan kepalanya bocor, ia langsung membawanya ke dokter. Setelah ke dokter barulah dia menangis.”

“Loh, koq menangis?”

“Bayar ongkos dan resep terlalu mahal!!”

Kata2 yang terakhir mah bercanda… Nah kalo yang ini serius, ketika bicara kodrat, pria berpikir dengan logika dan wanita berpikir dengan perasaan. Kadang masalah inilah yang menjadi penyebab perpecahaan dua makhluk tuhan yang berbeda ini (Setuju ga? terutama yang udah berpengalaman putus?). Mengapa mereka dapat saling menjatuhkan dan saling menyakiti satu sama lain? Padahal justru perbedaan inilah yang seharusnya menjadikan mereka saling mengisi dan melengkapi kekurangan masing-masing.

Nah, sekarang lihat dari sisi coding (maaf buat kaum hawa, bukan maksud merendahkan kalian dalam hal coding). Kita lihat daftar programmer terkenal :
- Niklaus Wirth, penemu bahasa pascal
- Bill Gates, pemilik Microsoft
- Mark Zuckerberg, pemilik Facebook
- Jack Dorsey, Biz Stone, Evan Williams, pendiri Twitter
- Sergey Mikhailovich Brin, Lawrence Edward Page, pendiri Google
- Andrew Darwis, 1 dari 3 pendiri KasKus (2 lagi males googling)

Saya yakin pasti ada kaum wanita yang emang udah jadi programmer tingkat advance, tapi mungkin nasibnya aja kurang terkenal.. Kalo di sunda ada istilah “alah, paling ntar ujung2nya balik ke dapur”, bahkan di dapur pun wanita masih pake perasaan. Suruh aja ngiris bawang, pasti keluar air mata..

===================================================

Kesimpulan

kadang coding juga butuh perasaan (ga nyambung ya?) :

#1 “PERASAAN codingnya harusnya kek gini deh!”

#2 “koq jadi error, padahal tadi jalan koq??”
reply : “ah, mungkin yang tadi cuma PERASAAN ade saja”

#3 “ketika LOGIKA mentok, gunakan PERASAANmu untuk coding” (nah, ini bener2 saran dari penulis)

Original Posted By Dian-Hadi.co.cc

Ditulis Oleh : Eka.ilaika Blogger ~ Berbagi Info Seputar Dunia Teknologi dan Informasi

Artikel LOGIKA VS PERASAAN ini diposting oleh Eka.ilaika Blogger pada hari Monday, 4 January 2010. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 comments: